BelajarAdsense

Kamis, 08 Desember 2011

Dua Alat Pemantau Dipasang di Lereng Sindoro


TEMANGGUNG--MICOM: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung memasang dua jenis alat pemantau di Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing, Kamis (8/12). Alat tersebut untuk memudahkan pemantauan terhadap aktivitas kedua gunung tersebut.

Seperti diberitakan, status Gunung Sindoro telah naik ke level dua (waspada), terhitung sejak Senin (5/12) malam pukul 20.00 WIB.

Kepala Sub Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Berapi Wilayah Barat PVMBG Bandung Hendra Gunawan menyebutkan alat yang dipasang adalah electronic distance measurement (EDM) dan minidoas.

Ia menerangkan EDM merupakan alat semacam reflektor yang berfungsi sebagai alat pengukur jarak. Sedangkan, minidoas untuk mengukur semburan gas SO2.

Kedua alat itu dipasang di daerah lereng. Untuk pemasangan alat itu, petugas naik ke gunung untuk menentukan koordinat.

EDM dipasang di Gunung Sindoro sebanyak dua titik. Di Gunung Sumbing, dipasang di satu titik. Sedangkan, minidoas dipasang di sejumlah titik.

"Semula alat tersebut sudah dipasang sebelum letusan terakhir tahun 1970. Namun, karena sudah lama sekali sehingga alat tersebut sudah hilang, mungkin tertimbun dan tidak berfungsi lagi. Sekarang harus dipasang lagi," katanya, Kamis (8/12).

Setelah pemasangan alat itu, katanya, pengamatan Sindoro menggunakan tiga metode, yakni deformasi (pembengkakan gunung), metode sesmik (pengamatan gempa), dan metode biokimia (keluarnya gas).

"Tiga metode itu kami padukan, lalu dievaluasi. Sekarang lagi kami persiapkan yang tadinya hanya pengamatan analog secara visual menjadi digital," katanya.

Berdasarkan pengamatannya, mulai 2-4 Desember aktivitas Sindoro meningkat. Sedangkan, Kamis (8/12) ini cenderung berkurang. Namun, menurutnya, saat ini gunung tersebut belum memasuki tahap erupsi.

"Kami belum tahu kapan akan meletus. Mudah-mudahan tidak. Yang bisa kami lakukan hanya melakukan pemantauan," kata Hendra.

Dilihat dari karakternya, letusan Sindoro kebanyakan freatik. Letusan itu berupa tekanan air yang memanas dan menimbulkan batuan magma besar runtuh ke bawah. Letusan itu juga tergolong berbahaya.

"Yang kami amati hanya fenomena di permukaan saja. Selebihnya kapan mau meletus juga kami tidak tahu,"ujarnya.

Pengamat Gunung Sindoro dan Sumbing di Pos Pengamatan Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Temanggung, Yuli Rahmatulloh, menyebut pada Rabu (7/12) aktivitas Gunung Sindoro mengalami gempa vulkanik dalam satu kali, vulkanik dangkal dua kali, tektonik lokal satu kali, tektonik jauh dua kali, dan hembusan enam kali. Suhu di pos 23-28 derajat celcius, cuaca gerimis, serta kelembaban udara 78-82 persen. (TS/OL-10)

AutoBacklinkGratisFree Promotion LinkFree Smart Automatic BacklinkMalaysia Free Backlink Services MAJLIS LINK: Do Follow BacklinkLink Portal Teks TVjapanese instant free backlink Free Plugboard Link Banner ButtonFree Automatic Backlink Service
Free Automatic Link